Sebuah pertanyaan bagi perempuan muda modern, kenapa perempuan harus bisa masak? Sama sih kayak pertanyaan: kenapa sarjana komputer harus bisa ngoding? #udahjanganbaper
Tapi seriusan, yang namanya perempuan pasti punya asosiasi dengan memasak.
FYI, saya perempuan... dan masih bisa dihitung dengan jari berapa kali saya masuk dapur dalam sebulan. Maklum, namanya juga anak kos, dapurnya pas-pasan. Tapi walaupun di rumah pun, saya juga malas ke dapur.
Saya malah lebih sering menghabiskan waktu di depan laptop daripada di dapur bersama Ibu. Namun setelah beberapa kali menempuh "kuliah tamu" dengan wanita-wanita senior, saya mendapat sebuah kesimpulan: Perempuan harus bisa masak. Kenapa?
1. Masakan rumah adalah yang selalu dikangenin
Nih ya, misalkan saja saya yang anak kos perantauan begini, kemana-mana susah cari makanan yang pas di hati. Apa sih yang saya cari? Makanan yang sebisa mungkin mirip masakan Ibu. Walaupun nggak ada yang mirip :') Jadi setiap saya pulang ke rumah, saya selalu bersyukur dan menikmati dengan sepenuh hati masakan Ibu.
Pun juga Ayah yang kerjanya di ujung Jawa sana, jauh dari rumah. Kalau pulang ke rumah, pasti nanyain "Masak apa, Mah?" ke Ibu. Dan apa pun yang Ibu masak, pasti Ayah makan dengan penuh rasa syukur.
Bayangin saja nanti kalau Anda, wanita muda modern yang sudah berkeluarga, ditanyain sama suami "Masak apa nih hari ini?" jawaban Anda apa? Tentu saja "PHD aja yuk!" Tapi ya sudah lah ya namanya juga wanita muda modern mungkin jawabannya sibuk, jadi nggak sempat masak. Seenggaknya ada sesuatu yang membuat keluarga rindu rumah.
2. Hemat biaya
Masa iya, tiap kali mau makan harus nelpon delivery dulu? Masa iya, tiap kali laper harus keluar dulu beli makanan? Anggap saja sekali makan di luar itu sehari sehemat-hematnya 50.000, kalau seminggu sudah 350.000. Padahal ini harga paket sayur sop cuma 5.500, ayam 1 ekor 35.000, bumbu-bumbu paling cuma ribuan. Hidangannya bisa dimakan rame-rame dan ini bisa awet lebih dari sehari kalau dipanasin.
3. Tools mendekatkan diri ke calon mertua
Bayangin deh misalnya nanti pas udah ketemu calon yang pas, terus sang perempuan diajak ke rumah calon mertua. Ngobrol... trus diajak menyiapkan kopi di dapur. Lama-lama diajak masak bersama. Dan tibalah saat mengiris bawang dan menumbuk bumbu. Kalau perempuan nggak bisa... wah, bisa ludes itu harapan ibu mertua untuk menjadikan mantu. Becanda ding :) Pokoknya dengan perempuan bisa masak nanti pas di dapur bakalan nyambung ngomong sama camer. Bakalan bisa tuker tips-tips dan sharing masalah dapur.
4. Nggak perlu bingung bikinin bekal/sarapan/sajian dadakan
Saya pernah nih ditinggal di rumah lebih dari seminggu. Sering sih sebenarnya #malahcurhat, karena orangtua saya sering pergi ke luar kota. Saya harus jadi babysitter untuk dua adik saya yang cowok semua itu. Otomatis saya harus membuat sarapan dan bekal untuk mereka karena di rumah nggak ada tukang masak. Untungnya saya ada sedikit ilmu masak kilat dan kebetulan kulkas terisi penuh persediaan bahan mentah. Atau pas sahur dan kita bertiga bangun kesiangan. Tidak ada yang harus dipanasin dari kulkas... jalan terakhir adalah memasak. Dengan perempuan yang bisa masak maka dia akan menjadi pahlawan di saat seperti ini. Dan begitu saya sudah memasak sajian sahur, saya baru sadar bahwa saya lupa masak nasi.... Hari itu kami belajar yang namanya ikhlas.
5. Bisa pamer
Nah ini nih sebenarnya yang paling penting. Di antar teman-teman perempuan pasti deh ya kalau mengobrol mau nggak mau akan menonjolkan kelebihan masing-masing. Menjadi jagoan di dapur akan membuat seorang perempuan terlihat lebih bersinar dan 'wow' di antara perempuan lain. Apalagi pas masak dan menghidangkan masakan, lalu difoto, post Instagram. Udah nggak jaman foto pamer makan di tempat mewah, ini giliran foto hasil masakan sendiri dong :)
Nah itu dia alasan-alasan kenapa perempuan harus bisa masak. Sebenarnya sih alasan yang paling kuat adalah untuk perempuan itu sendiri. Kalau it's happened to her dia hidup sendiri dan lapar dan mager mau keluar, maka dia tidak akan mati sendiri. Dia bisa ke dapur dan melanjutkan hidup.
Semoga dengan ini saya dan Anda bisa semakin semangat belajar masak :)
masak kamu
BalasHapus