Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Pernah tidak melakukan hal yang sejak awal kamu ragukan? Tapi kamu punya tendensi untuk tetap melakukannya. Seolah-olah sesuatu itu menarik-narikmu, mendekapmu, sekaligus menantangmu. Hingga pada suatu titik, ragumu musnah dan kamu cuma bisa berusaha.
Ceritanya nih, kami adalah sekelompok mahasiswa kurang kerjaan yang mencoba mencari repot. Ceritanya nih, kami anggota departemen di sebuah ormawa yang biasanya jarang disebut-sebut kecuali untuk branding ranah ormawa fakultas. Ceritanya nih, kami nekat mencoba sesuatu yang seems impossible to happen tapi tetap kami perjuangkan.
Setelah tercengang lihat HoAS main angklung secara langsung, saya dan teman-teman tidak bisa bilang tidak kepada ide untuk membawakan angklung itu ke kampung mitra yang selama ini kami kunjungi. Tidak bisa berharap banyak sebenarnya, karena pada hari Minggu biasapun yang datang hanya segelintir orang... kok dengan resource segitu ktia mau ngajarin angklung? Tapi karena kekuatan kata-kata 'sosmas'dan persahabatan yang kuat dengan rekan HoAS yang baik hati, kami mencoba istiqomah.
Dengan latihan angklung beberapa hari, mencoba mengerti nada secara kilat, dan mempelajari ritme lagu, kami berusaha keras agar dapat mewujudkan mimpi luar biasa kami mahasiswa kurang kerjaan ini untuk menampilkan adik-adik kami di sebuah closing event festival fakultas.
Bukan pertama kali saya mendengarkan angklung, tapi pertama kali saya memainkannya. Bukan pertama kali saya bergaul dengan adik-adik itu tapi pertama kali saya dapat bermain angklung bersama mereka. Mungkin awalnya kami merasa dapat mengajari mereka, namun lambat laun... luar biasa cerdas memang anak jaman sekarang, mereka bahkan lebih jago dari kita!
Setiap kali kami ke sana akan ada satu pikiran pasti: will we make it today? Berusaha agar adik-adik tampil maksimal, berusaha agar adik-adik yang tidak tampil juga merasa terberdayakan, berusaha agar kami sendiri tidak terperdaya lelah.
Sebuah kebahagiaan bagi saya setiap kali mendengarkan mereka latihan. Nada demi nada yang mereka bunyikan dari bambu itu tidak pernah gagal membuat saya tersenyum. Saya terheran-heran karena kecepatan mereka belajar, dibanding saya yang tidak bisa apa-apa.
Rasanya tidak adil saya ikut euforia kebahagiaan ketika melihat mereka memperoleh tepuk tangan meriah di akhir pertunjukan. Kontribusi saya tidak ada apa-apanya dibanding teman-teman saya yang selalu menyempatkan hadir setiap latihan, baik membantu mereka bermain dan menahan adik-adik yang lebih kecil agar tidak mengacau.
Rasanya tidak adil saya ikut euforia kebahagiaan ketika melihat mereka memperoleh tepuk tangan meriah di akhir pertunjukan. Kontribusi saya tidak ada apa-apanya dibanding teman-teman saya yang selalu menyempatkan hadir setiap latihan, baik membantu mereka bermain dan menahan adik-adik yang lebih kecil agar tidak mengacau.
Selamat ingin saya ucapkan ribuan kali hari ini, melihat mereka bermain dengan cemerlangnya. Selamat untuk kalian, dik, kalian udah berhasil pentas nih. Selamat untuk kita ya, karena akhirnya berhasil menampilkan yang terbaik.
Komentar
Posting Komentar