Lebaran - Inilah Siapa Saja yang Harus Kamu Maafkan

Pudingmangga.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Mohon maaf lahir batin yah.
Bagi umat muslim lebaran erat kaitannya dengan maaf-memaafkan.
Saya yakin kamu sudah silaturahmi ke banyak orang sejak pulang sholat Ied. Atau kalau tidak sempat bersilaturahmi langsung, bisa lah ya lewaat social media. Kalau hari ini ucapannya ada dua kemungkinan, either itu bagus banget panjang banget dengan memakai emoticon imut or singkat banget intinya mau minta maaf aja sih. There's nothing in between.
Minta maaf ke orangtua pasti sudah, ke kakek-nenek sudah, ke buyut udah, ke adek-kakak udah, ke sepupu udah, tetangga udah, bahkan ke temennya ortu yang kita juga baru kenal sudah (gapapa yang penting dapat amplop kan ya).
Tapi, sudahkah kamu memaafkan?
Bagi saya, personally, minta maaf itu mudah sekali. Saya tidak perlu melakukan pikir panjang untuk minta maaf. Tapi memaafkan ini, saudara-saudara yang budiman, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada ikhlas yang bermain di situ. Ikhlas mudah dikatakan, sulit dilakukan.
Namun, demi Hari Kemanangan yang suci ini, marilah kita belajar itu. Marilah bersama belajar ikhlas. Siapa tahu, lebih ringan rasanya beban pundakmu.

Siapa saja yang harus dimaafkan? Ini nih, daftarnya.

1. Keluarga dan kerabat dekat
Sudah pasti inilah yang pertama yang harus kamu maafkan. Biasanya karena sudah kerabat dekat jadinya masih bisa maklum. Jangan sampai kamu sudah minta maaf hingga ke Raja Ampat, eh, kakakmu sendiri belum kamu maafkan.

2. Orang-orang yang menyebalkan (tapi kasih angpau)
Iya tahu, lebaran begini menjadi sebuah kewajaran untuk pertanyaan menggemaskan. "Udah lulus?", "Udah nikah?", "IPKnya bearapa kemarin?", "Udah punya pacar? Kenalin sini.", hingga "Eh, gemukan ya?". Sabar.... sabar... tahan. Ini masih suhu hari yang fitri, kamu harus bisa memaafkan. Setidaknya senyumlah itu bibir, kasih jawaban yang wajar tapi jangan memenangkan pihak lawan. Misal jawaban untuk "udah punya pacar?" bisa pakai "situ mau nyariin apa gimana?" Terlebih lagi apabila setelah basa-basi itu mereka memberikan salam tempel. Udah, ikhlasin saja.

3. Teman yang membuat semester lebih 'berwarna'
Oh, don't you dare bilang 'nggak ada tuh, semuanya baik sama saya'. Em, iya sih boleh suka-suka kamu. Tapi kalau pun ada beberapa orang teman sekolahmu yang dulu bikin kamu geregetan pas mau ngumpulin tugas, atau yang membuat kamu begadang extra padahal itu tugas kelompok, yang gampang banget minta paper yang kamu kerjain lebih dari seminggu, dan yang tahu-tahu saja nilai akhirnya lebih besar dari kamu. Ingat, kawan pembaca, the power of ikhlas.

4. Dosen yang ... begitulah
Mungkin tidak semua dosen seperti ini, dan saya berdoa saja tidak ada dosen yang seperti ini. Ini cuma khayalan saya saja. Tidak lebih.
Kalau kamu punya dosen yang jarang sekali hadir di kelas, yang kalau menjelaskan kurang bersemangat, yang kamu harus luntang-lantung ngerjain tugasnya, yang selalu meninggalkan misteri di akhir kelas, yang sering banget kamu curhatin rame-rame di kantin, dan yang pas buka SIM akademik kampus nilainya astagfirullahaladzim, sebaiknya dimaafkan saja. Ingat, mungkin dengan ikhlas nilai kamu bisa lebih barokah. Aamiin.

5. Gebetan yang nggak peka-peka
Tingkat sensitivitas manusia itu beda-beda. Siapa tahu saja memang sensor gebetan kamu kebanyakan main fidget spinner jadi rada-rada gimana gitu. Dikodein dengan chat tiap hari sudah, nyindir-nyindir di Instastory kalau malam minggu-mu sendirian sering, pasang status 'available' di media sosial apalagi, sampai ngajakin nonton pun sudah. Tapi hingga Hari Kemenangan tiba, ternyata kamu belum menang, bro, sis.
Yasudalahya memang belum beruntung kamu.

6. Pacar yang ninggal pas lagi sayang-sayangnya
Pas kamu sudah sayang banget, eh... ditinggal nikah. Pas kamu minta jalan dianya bilang sibuk, eh... update lagi jalan sama cewek / cowok lain. Pas kamu sudah mau beliin hadiah, eh... udah dikasih hadiah duluan dia sama pacar barunya.
Dilihat dulu sih ya, kalau pacar kamu cantik-ganteng mah bebas biasanya mau gimanapun sah-sah saja. Biasanya gampang kok memaafkan kaum-kaum begini. Meskipun di film 10 Things I Hate About You, Cameron James pernah ngomong "Just 'cause you're beautiful, that doesn't mean that you can treat people like they don't matter." Dan saya paling setuju dengan ini sejujurnya.
Tapi nggak ada salahnya kan kamu memaafkan, siapa tahu ada yang lebih baik yang menunggumu di depan sana.

7. Mantan yang tidak pernah minta maaf
Pasti ada satu orang yang chat-nya selalu kamu nantikan. That one person who used to make trouble but never realize it. Tapi semakin ditunggu, tidak pernah datang. Pasti ada satu orang yang tidak pernah bosan kamu stalking-in. That one person you've wronged the most, but you don't want to apologize first. Kadang, ada hal yang harus dilepaskan.
Sudah, dimaafkan saja. Kalau ikhlas, gantinya akan lebih baik insyaAllah.

8. Teman yang tega banget nikung
Sedang menunggu saat yang pas untuk berbelok. Namun di belakang sudah ada temenmu dengan mobil yang lebih gaya dan kecepatan yang melebihi kamu. Karena kurang hati-hati, kamu ketikung! Yang seharusnya si dia jalan denganmu, malah berduaan dengan temanmu.
Ketahuilah, niscaya akan ada balasan untuk hal-hal yang tidak dimulai dengan baik. Ikhlaskan saja, maafkan saja, baik temanmu walaupun orang yang kamu sukai ini.

9. Pengendara sepeda motor yang bikin naik darah
Tidak hanya ibu-ibu yang biasanya menjadi bahan penghakiman netijen (walau kebanyakan sih iya), semua pengendara all gender all star universal. Semuanya. Mulai dari yang pas macet sibuk bunyiin klakson, yang di lampu merah ngelewatin garis tapi pas lampu ijo gak mau jalan, yang malah nunggu lampu merah di lajur kiri traffic light 'belok kiri jalan terus', yang seolah-olah menguji mentalmu pas macet dan mereka naik trotoar, hingga yang lebih jago nyalip pas macet daripada dirimu. Maafkanlah mereka.

10. Bocah yang main petasan deket rumah
Kalau sudah susasana lebaran, suara kembang api dan petasan bisa lebih seru dari suara takbir. Astagfirullah, tapi beneran di rumah saya gitu. Tidak ada yang lebih nyebelin lagi dengan bocah-bocak yang main petasan di jalan dekat rumah. Nyalainnya di tengah jalan, nunggu orang lewat baru dinyalain. Mantab jiwa!
Ingin sekali ambil sapu dan memarahi, tapi karena saya orang baik... (nggak ding, ini karena takut saya yang malah digampar ibu-ibu mereka) dimaafkan saja. Toh dengan begitu malam takbiranmu jadi lebih meriah.

Nah, sudah saling maaf-memaafkan kan sekarang. Yuk dilanjut makan ketupatnya :)