Langsung ke konten utama

Silver Lining di Awan WFH

Perasaan apa yang datang pertama kali ketika mendapat kabar bahwa Work From Home (WFH)  atau kerja dari rumah diperpanjang? Ada yang merasa senang karena tidak harus berdesak-desakan di kereta untuk berangkat ke kantor, ada pula yang sedih karena tidak bisa bertemu rekan-rekan kerja yang selama ini selalu membantu dalam tugas kantor sehari-hari. Mungkin ada yang merasa bingung karena tidak tahu harus apa selama masa WFH. Atau ada yang merasa takut karena tidak yakin apakah bisa menjalaninya dengan baik. Lama kelamaan semua perasaan itu beradu menjadi satu.
Tidak terasa (atau malah terasa ya) hari ini sudah memasuki pekan kedelapan WFH. Sudah delapan pekan pula kita melatih diri kita agar tetap sehat secara fisik dan mental. Bagi saya pribadi WFH menyadarkan saya tentang betapa pentingnya hal-hal yang selama ini tidak terlalu diperhatikan. Contohnya, betapa menyenangkannya makan di luar ruangan saat jam makan siang, betapa asyiknya bersendagurau bersama teman-teman kantor, keseruan berbagai acara yang diadakan Departemen Statistik di lantai empat belas, atau betapa merindunya saya akan rute perjalanan menuju kantor meskipun harus melewati kemacetan Bundaran HI itu. Harapan akan merasakan kenormalan itu membuat saya mencari cara agar dapat melewati masa pandemi COVID-19 dengan selamat.
Rindu perjalanan ke kantor
 Seperti kata pepatah, every cloud has a silver lining. Pasti ada hal yang baik dari situasi yang tidak menyenangkan. Maka cara agar tetap baik-baik saja di tengah segala carut-marut peristiwa belakangan ini adalah menemukan silver lining alias benang perak di tengah keabu-abuan yang sudah berlangsung.
Silver lining yang pertama adalah penemuan media pendukung bekerja yang selama ini jarang atau bahkan tidak pernah digunakan. Virtual Private Network atau VPN dari BI yang membuat kita dapat mengakses jaringan kantor dan membuat pekerjaan kita berjalan dengan lancar. Padahal dulu segalanya harus ke kantor kalau ingin beres. Bayangkan saja, kalau tidak ada instruksi WFH, kapan kita bisa mencoba model bekerja seperti ini yang ternyata efisien juga.
Pencerahan dari silver lining lainnya adalah betapa mudahnya kita mengeksplorasi teknologi terkini yang menunjang pekerjaan. Ambil contoh aplikasi telekonferensi yang sebelumnya tidak terpikirkan akan kita gunakan selama di kantor sekarang menjadi makanan sehari-hari kita. Setiap rapat update pekerjaan, diskusi ide terbaru, pertukaran data, hingga presentasi dengan pihak ketiga dapat dilakukan di aplikasi tersebut. Bahkan bunyi notifikasinya saat ini berhasil melatih kita untuk sigap dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Kita pun menjadi termotivasi untuk mencari teknologi paling efektif yang dapat menyelesaikan pekerjaan kita secara cepat dan tepat.
Video conference DSTA - DP2S
Karena WFH kita tidak perlu menghabiskan waktu di jalan untuk berangkat dan pulang kantor. Kita memiliki tabungan waktu lebih banyak dalam sehari. Jam-jam yang biasanya kita masih berdiri di KRL menuju rumah atau duduk di belakang pengemudi ojek online sekarang terkumpul menjadi waktu luang milik kita. Tinggal bagaimana caranya kita mengelola waktu tersebut. Ada yang memilih untuk menekuni hobi, menjalankan bisnis sampingan, berkumpul bersama keluarga, beristirahat, atau mencoba mengikuti kelas online.

Mencoba mereplika egg mayo beef-nya Yoshinoya
Kesempatan berupa waktu luang setelah seharian bekerja dapat dimanfaatkan untuk melakukan hal yang selama ini tidak sempat kita lakukan. Misalnya, jika dulu tidak sempat memasak karena harus berangkat pagi-pagi buta kali ini sudah mencoba berbagai menu baru. Atau yang sebelumnya ingin berlatih musik sepulang kerja namun terlalu lelah saat ini sudah memainkan banyak lagu. Saya yang dulu ingin belajar menggambar begitu sampai di rumah kini berhasil mengerjakan beberapa lembar dari buku sketsa.
Mulai belajar menggambar
 Jika kita melihat dari kacamata yang lebih besar sebenarnya awan WFH tidak terlalu mendung-mendung amat. Buktinya ada beberapa silver lining yang dapat kita tarik. Banyak hal positif yang dapat kita petik dari situasi ini. Yang terpenting adalah bagaimana caranya kita dapat bertahan dengan baik, tetap bermanfaat, dan selalu siap sedia. Bukankah seharusnya kita bersyukur dapat tetap berkontribusi dari rumah? Bekerja dari kantor maupun rumah, kita beri yang terbaik bagi lembaga dan bangsa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa Bawa Dompet? QRIS Sang Penyelamat!

Dor! Kaget gak? Kaget dong. Udah lama banget engga nge-post. Gimana 2021 so far ? Seperti 2020 v.2 bukan? Hahaha, canda. Semoga di 2021 kita bisa lebih baik lagi sambil mengingat-ingat 2020.   Ngomongin soal ingatan nih, siapa yang sering banget lupa bawa dompet? *Saya ngacung* Engga usah malu, karena pasti banyak banget yaa temennya.   Kalau saya ingat-ingat sepertinya saya sering sekali disuruh ke warung tapi lupa bawa uang. Alhasil harus balik ke rumah deh. Padahal jalannya lumayan jauh. Pernah juga waktu ke toserba, udah di kasir dan semua items sudah diinput oleh mas kasir, tapi ketika merogoh saku, poof! Kosong, saudara-saudara, alias dompet saya mana. Sumpah mau nangis. Tapi untung mas-nya baik jadi barang saya bisa di- keep dulu selagi saya balik ke rumah.   Seiring berjalannya waktu, saya merasakan bahwa kebiasaan lupa-bawa-dompet tidak terlalu menakutkan. Hal yang menakutkan apa? Lupa bawa smartphone . Media penyimpanan, alat komunikasi, p...

Nyobain kerja di luar goa selama masa WFH

Gimana rasanya kerja di kosan? Awal-awal mulai tuh yaa excited banget karena engga pernah kerja dari rumah sebelumnya di kantor yang sekarang. Terus mulai nostalgia ke jaman-jaman jadi auditor yang kerjanya bisa dari mana saja hahaha. Tapi jadi kagok juga karena sudah lama engga seperti itu. First time WFH di kosan ditemani temen sekos yang beda kantor. Seru abis karena jadi tahu dia kerjanya ngapain di kantornya. Meetingnya kayak gimana. Terus kehectican orang lain yang seru banget buat ditonton padahal kalau diri sendiri hectic mah kagak seru. Tapi lama-lama WFH mulai sendirian karena teman sekos udah pulang kampung gegara pandemi yang tak kunjung usai ini. Sendirian WFH di goa alias kosan dalam waktu yang tidak sebentar itu bikin jenuh. Asli. Tapi gimana lagi… harus bertahan. Udah coba ganti-ganti posisi kerja. Dari yang di meja, di lantai, sampai di dinding. Dan sama aja, lama-lama juga bosen. Cari tempat yang Wi-Fi nya kenceng Daripada bosen terus yang pasti bakal bikin ...

Jajan di Thailand Pakai QRIS

Dorrr!! Gilak udah lumutan aja nih blog.  Setelah pandemi dua tahun nggak ngapa-ngapain dan akhirnya sekarang terbang ke luar negeri udah diperbolehkan (meski harus nyiapin beberapa dokumen), pastinya kalian nyiapin wishlist jalan-jalan kan? Saya juga nggak mau kalah. Dua bulan lalu saya perpanjang paspor ^^ *Ternyata bisa lho perpanjang di luar domisili* Waktu perpanjang paspor sebenarnya belum ada destinasi apapun di wishlist karena yaudaaa kalau jalan spontan aja. Tapi beberapa hari setelah itu ada nih kesempatan buat dinas.  Karena udah lama banget nggak terbang internasional lupa caranya gimana, harus ngapain sekarang aturannya, dan ngebut banget semua-muanya hahaha.  Tips: browsing persyaratan masuk ke negara tujuan. Misal apakah butuh PCR atau sertifikat vaksin. Kebetulan nih perjalanan saya kemarin mampir ke Thailand. Pas nyampe bandara Dong Mueang baru sadar kalau belum tuker uang baht di negara asal dan cuma bawa cash tipis di dompet. Yaudah lah yaaa saya tu...